Kamis, 29 Desember 2011
Teknik Rehabilitasi Mangrove
MangroverID - Mangrove merupakan salah satu ekosistem pesisir yang mempunyai beberapa fungsi dan peranan, bagi dari segi ekologi maupun ekonomi. Secara Ekologi Mangrove berperan sebagai habitat berbagai jenis organisme, penghasil bahan organik yang tinggi, sebagai penghasil oksigen atau paru-paru kota, pelindung pantai dari abrasi dan tsunami, serta penahan intrusi air laut ke darat.
Sementara secara ekonomi, Mangrove sebagai sumber bahan bangunan dan kayu bakar, obyek wisata, tempat nelayan menangkap ikan, udang, kepiting dan kerang-kerangan, sebagai pakan ternak, sumber bahan makanan dan minuman serta sumber bahan baku obat-obatan dan kosmetik.
Namun sayangnya kondisi mangrove di Indonesia saat ini telah mengalami kerusakan sampai 50% dari potensi yang ada, dan hal ini juga terjadi di Provinsi Sulawesi Tenggara
Salah satu upaya untuk memulihkan dan melestarikan mangrove dari kondisi tersebut di atas, maka perlu dilakukan rehabilitasi. Sebaiknya dalam kegiatan rehabilitasi mangrove harus melibatkan seluruh unsur masyarakat yang terkait dengan keberadaan mangrove pada suatu daerah baik langsung maupun tidak langsung.
Di samping itu, rencana rehabilitasi mangrove harus mempertimbangkan zonasi atau tata ruang kawasan, manfaat dan fungsi kawasan serta aspirasi masyarakat di lokasi yang akan dilakukan rehabilitasi.
Teknik Pembibitan Mangrove
Secara umum teknik pembibitan terbagi menjadi tiga aspek yaitu penyiapan bibit, pembibitan dan lokasi. Yang perlu dilakukan dalam penyiapan bibit adalah sumber bibit mangrove sebisa mungkin dari lokasi terdekat, disesuaikan denga substat lokasi, persemaian dilakukan dilokasi bibit dan waktu pengumpulan buah. Aspek kedua yakni teknik pembibitan yang dilakukan dalam polibek atau bisa diganti dengan bambu, atau bekas botol air mineral. Pembibitan tersebut menggunakan media sedimen lumpur. Aspek terakhir yaitu cara pembibitan. Setidaknya terdapat tiga cara pembibitan, yaitu Bedeng Tingkat, Bedeng Tanpa Tingkat, dan Tanpa Bedeng.
Teknik Penanaman Mangrove
Banyak hal yang harus diperhatikan dalam proses penanaman Mangrove. Pertama, lokasi dan jarak penanaman Mangrove disesuaikan dengan substrat tanah dan spesies Mangrove. Kedua, pemasangan ajir-ajir, yaitu patok-patok bambu yang ditanam dalam lokasi penanaman mangrove secara sejajar dan rapi. Ketiga, pada proses penanaman ada dua cara yang dapat digunakan yakni penanaman buahnya langsung dengan tingkat keberhasilan tumbuh hanya sekitar 20--30%, dan persemaian bibit dengan tingkat keberhasilan 60--80%. Tekniknya ada 2 cara dengan sistem banjaran dan wanamina (silfofishery). Keempat adalah pemasangan alat pemecah gelombang (Apo) yang akan melindungi bibit mangrove yang ditanam dari gempuran gelombang.
Teknik Pemeliharaan Mangrove
Setelah bibit mangrove ditanam maka perlu dilakukan pemeliharaan dengan kegiatan sebagai berikut:
Penyiangan dan Penyulaman, yaitu dengan memeriksa kondisi dan memastikan tidak ada sampah yang tersangkut, tumbuhan 'liar' yang tumbuh di sekitar penanaman, atau dengan menyiangi tanaman mangrove yang mati agar pertumbuhan tumbuhan lainnya tak terganggu. Penjarangan, yaitu dengan memberi ruang tumbuh yang ideal bagi tanaman yaitu agar pertumbuhan tanaman dapat meningkat dan pohon-pohon yang tumbuh bisa sehat dan baik. Perlindungan Tanaman, yaitu melindungi mangrove dari hama penganggu pada masa kritis. Misalnya pada usia 1 tahun hama yang bisa menyerang adalah ketam atau serangga. Pengelolaan Rehabilitasi Mangrove, Pengelolaan Rehabilitasi Mangrove yang baik adalah berbasis masyarakat dan sejalan dengan peningkatan kapasitas dan kegiatan ekonomi masyarakat.
Pemantauan dan Evaluasi
Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian, berdasarkan pembelanjaran dari beberapa kegiatan rehabilitasi mangrove yang pernah dilakukan pada selama ini, yaitu sebagai berikut : Kesalahan dalam waktu penanaman, pemilihan jenis dan teknologi rehabilitasi yang tidak sesuai dengan lokasi rehabilitasi, Tingginya aktivitas (perahu) di beberapa lokasi yang mengganggu keberhasilan kegiatan penanaman, Sempitnya waktu dari mulai perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan rehabilitasi sehinggga tujuan untuk memberdayakan masyarakat dalam kegiatan rehabilitasi mangrove tidak tercapai secara baik, Tingkat kesejahteraan masyarakat di sekitar hutan mangrove yang masih rendah menjadi prmasalahan utama yang segera dipecahkan dalam pelaksanaankegiatan penyelematan rehabilitasi mangrove, dan Kurangnya keterlibataan masyarakat terutama dalam proses perencanaan dan kegiatan pemeliharaan tanaman hasil rehabilitasi. Disamping itu, pembinaan dari instansi erkait kepada masyarakat masih sangat terbatas, sehingga kepeduliaan masyarakat terhadap upaya-upaya pelestarian dan rehabilitasi mangrove masih rendah.
Langganan:
Postingan (Atom)